Logo

Kadis DP3AP2KB Menyebut Ada 86 Kasus Terbaru Kekerasan Anak dan Perempuan di Bengkulu

Kadis DP3AP2KB Menyebut Ada 86 Kasus Terbaru Kekerasan Anak dan Perempuan di Bengkulu

BENGKULU – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Bengkulu Ery Yulian Hidayat menyebut, saat ini ada 86 Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan di Provinsi Bengkulu.

“Baru-baru ini, ada 86 kasus yang masuk dari kita, itu kekerasan anak dan perempuan di Provinsi Bengkulu,” kata Ery, Senin (19/08/2024).

Kemudian, Ery menerangkan bahwa faktor terhadap kekerasan anak dan perempuan tersebut disebabkan dari Kekerasan Seksual di Rumah Tangga yang ada di Provinsi Bengkulu.

“Ini yang lagi meningkat kekerasan seksual di rumah tangga, pelakunya itu seperti ayah kandung, saudara kandung. Ini yang menjadi tugas kita, untuk melakukan pembinaan, pendampingan, dan penjangkauan, agar kasus ini tidak terjadi lagi di Bengkulu,” terangnya.

Lebih lanjut, dalam melakukan penanganan kasus yang terjadi ini, DP3AP2KB Provinsi Bengkulu akan melakukan pendampingan secara berjenjang dan berkoordinasi dengan pihak PPA dan UPTD Se-Kabupaten.

“Kita juga bersinergi dengan pihak Polda,Polres, dan Polsek serta dengan organisasi-organisasi yang berkaitan itu, untuk menekankan angka kekerasan yang ada di Bengkulu,” lanjutnya.

Diketahui, masyarakat di Provinsi Bengkulu diminta agar melaporkan adanya kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan melalui aplikasi  Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129 atau langsung ke Dinas DP3AP2KB Provinsi Bengkulu.

“Kita terbuka 24 jam, dan ada link dari kita yaitu Rumah Amanah Raflesia itu juga terbuka 24 jam, dan tidak ada syarat khusus untuk pelaporan kekerasan tersebut,” pungkas Ery.

Sehingga, Ery berpesan kepada seluruh masyarakat agar membina dan membimbing anak-anak agar tidak terjadi kekersan terhadap anak dan perempuan, dan terkhusus kepada Orangtua berhenti menghakimi serta bertindak yang tidak baik terhadap anak dan perempuan.

“Modal utama yaitu menanamkan moral dan etika yang baik, kalau ini sudah terjalankan dengan baik dilungkup keluarga, maka kasus kekerasan tersebut tidak terjadi,” pesannya.

Serta, dirinya berharap kedepannya untuk lebih ditekankan lagi dan diminimalisir angka kekerasan yang ada di Provinsi Bengkulu, terkhusus anak dan perempuan agar tidak terjadi di kemudian hari.

“Harapan kita di Provinsi Bengkulu angka kekerasan anak dan perempuan itu lebih rendah dari rata-rata angka Nasional,” tutupnya.