Logo

Helmi Rohidin Saling “Serang” Usai Penetapan Nomor Urut, Pendukung Heboh

Rohidin Mersyah (Kiri) dan Helmi Hasan

Rohidin Mersyah (Kiri) dan Helmi Hasan

BENGKULU – Usai penetapan nomor urut untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bengkulu tahun 2024 pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak, kedua paslon Gubernur Bengkulu Helmi-Mian dan Rohidin-Meriani saling serang. Hal tersebut membuat para pendukung kedua paslon gubernur heboh dan berteriak sembari menyebut nama paslon dukungannya.

Helmi Hasan saat menyampaikan pidatonya menyebut bahwa kepemimpinan Rohidin saat menjabat sebagai Gubernur Bengkulu masih banyak kekurangan. Seperti jalan di beberapa wilayah masih banyak yang rusak.

“Jalan masih banyak yang belum mulus, seperti di Kabupaten Lebong yang masih hancur,” kata Helmi, Senin (23/09/24).

Selain itu, lanjut Helmi banyak Kades di Provinsi Bengkulu yang protes kepada dia lantaran Pemerintah Provinsi Bengkulu tidak memberikan hak desa dari APBD dan memberikan ambulance ke desa-desa.

“Ternyata tidak ada satupun Pemerintah Provinsi yang memberikan ambulan kepada desa-desa itu. Kami sudah bertemu dengan kades, tidak ada hak desa yang diberikan dari APBD provinsi satu persen itu. Sehingga wajar hari ini banyak Kades protes apakah desa kami dianggap sebagai Provinsi Bengkulu atau tidak,” imbuhnya.

Sementara itu, Rohidin Mersyah Calon Gubernur Bengkulu nomor urut 2 saat menyampaikan pidatonya meminta Cagub Helmi Hasan untuk tidak memberikan informasi yang salah kepada masyarakat.

Sebab, kata Rohidin APBD Provinsi Bengkulu itu PAD nya 1,1 triliun bukan 400 Miliar.

“Jadi hal itu dapat membuat kesesatan apalagi jika orang pusat mendengar menggunakan data-data yang salah hanya untuk mengelabui masyarakat,” kata Rohidin.

Ditambahkan Rohidin, jika nantinya dia terpilih lagi sebagai Gubernur Bengkulu, dia tidak akan meninggalkan Provinsi ini tanpa alasan meski hanya satu hari.

“Kami paham betul bahwa tanggung jawab pemimpin itu adalah tanggung jawab tertinggi dalam amanah yang diberikan kepada kami. Maka satu hari pun ketika kami menjabat tidak akan kami meninggalkan daerah ini dengan alasan apapun,” tegas Helmi.

“Saya sedih kalau sampai para pendukung masyarakat Bengkulu mencari gubernur ntah dimana, sampai masyarakat bikin spanduk dimana-mana, membuat bahwa walikota nya DPO waktu itu,” ujarnya.