Logo

Radio Academy Bengkulu: Membangun Kapasitas Radio di Tengah Tantangan Digital

Ilustrasi radio

Ilustrasi radio

BENGKULU – Radio di Indonesia, termasuk di Bengkulu, dihadapkan pada tantangan besar di era digital. Frekuensi publik yang diberikan negara kepada radio, sesuai dengan Undang-Undang Penyiaran tahun 2002, memiliki misi penting untuk mencerdaskan masyarakat, membangun nasionalisme, serta melestarikan budaya. Namun, seiring perkembangan teknologi dan maraknya media berbasis digital, radio harus mampu bersaing untuk mempertahankan perannya sebagai media informasi, edukasi, dan hiburan yang sehat.

I Made Sunarsa, Koordinator Bidang Kelembagaan KPI sekaligus PIC kegiatan Radio Academy di Bengkulu, menegaskan pentingnya keberlanjutan usaha radio, khususnya di Bengkulu. “Radio di Bengkulu memerlukan peningkatan kapasitas, baik dari segi kualitas program maupun model bisnis, agar dapat bertahan dan berkembang. Inilah yang menjadi tujuan utama Radio Academy,” ujar Sunarsa.

Program Radio Academy yang dilaksanakan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bekerja sama dengan PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia) ini dirancang untuk memberikan pelatihan kepada praktisi radio di seluruh Indonesia. Melalui Radio Academy, diharapkan radio di Bengkulu tidak hanya mampu bertahan di tengah arus digital, tetapi juga terus berkembang dan mengemban fungsi sosial yang penting, termasuk sebagai media informasi terkait kebencanaan dan pelestarian budaya.

“Radio merupakan media massa tertua yang sudah ada sejak perjuangan kemerdekaan Indonesia. Keberadaannya sangat penting, tidak hanya sebagai penyebar informasi, tetapi juga sebagai perekat sosial dan pelestari seni budaya. Di tengah tantangan global dan persaingan dengan media digital, penyelenggaraan siaran yang berkualitas semakin dibutuhkan,” tambah Sunarsa.

Radio Academy di Bengkulu difokuskan pada dua tahap. Radio Academy 1* berfokus pada peningkatan kapasitas dalam hal pemrograman radio, sementara Radio Academy 2 akan mengajarkan aspek penjualan dan pemasaran. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu pengelola radio di Bengkulu meningkatkan kualitas program siaran mereka sekaligus mengembangkan strategi bisnis yang efektif.

“Melalui program ini, kami berharap radio di Bengkulu tidak hanya mampu melestarikan budaya dan memberikan hiburan sehat, tetapi juga berperan vital dalam penyebaran informasi yang penting, seperti mitigasi bencana,” ujar I Made Sunarsa.

Pentingnya sinergi semua pihak dalam mempertahankan dan memajukan industri radio di Indonesia juga ditegaskan dalam UU Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002, yang menyatakan bahwa KPI memiliki kewajiban mendorong penyelenggaraan penyiaran yang berdampak luas bagi pembangunan karakter bangsa. Melalui Radio Academy, diharapkan tantangan yang dihadapi radio dalam dunia digital dapat diatasi, sehingga media ini tetap relevan dan berkontribusi dalam kehidupan masyarakat.

Peringatan Hari Radio Internasional tahun 2024 yang mengusung tema “A Century, to Informing, to Entertaining, and Educating,” menjadi momen yang tepat untuk memperkuat peran radio dalam melestarikan seni budaya, menyebarkan informasi penting, dan memberikan edukasi kepada masyarakat.