Logo

Meutya Hafid, Dari Jurnalis ke Menteri Komunikasi dan Digital

Meutya Hafid. Kominfo

Meutya Hafid. Kominfo

Meutya Hafid menjadi salah satu nama yang disebut Presiden Prabowo Subianto saat pengumuman Menteri Kabinet Merah Putih pada Minggu (20/10). Mantan jurnalis itu didapuk sebagai Menteri Komunikasi dan Digital menggantikan Budi Arie Setiadi.

Meutya yang berasal dari Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan ini sebelumnya, Meutya menjabat sebagai Ketua Komisi I DPR yang membidangi komunikasi dan informatika, pertahanan, luar negeri, serta intelijen.

Namanya dikenal sejak ia memulai karirnya sebagai jurnalis TV. Ia biasa diterjukan di daerah konflik, termasuk Darurat Militer Aceh dan Tsunami Aceh. Metya semakin mendapat sorotan ketika ia disandera selama tujuh hari oleh Pasukan Mujahidin Irak. Kisah ini ia tuangkan dalam buku “168 Jam dalam Sandera

Dengan dedikasinya di dunia jurnalistik, Meutya dianugerahi Elizabeth O’Neill Journalism Award dan Kartu Pers Nomor Satu, penghargaan bagi wartawan dengan kompetensi tinggi.

Setelah bergabung dengan Partai Golkar pada 2008, Meutya memasuki dunia politik sebagai anggota DPR pada 2010. Ia dikenal aktif dalam berbagai isu, termasuk meraih keberhasilan di bidang keuangan dan perbankan.

Pada 2012, ia pindah ke Komisi I DPR dan aktif dalam kegiatan kemanusiaan, termasuk memberikan bantuan langsung ke Gaza. Ia juga terlibat dalam penyusunan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Menjadi perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua Komisi I DPR RI pada 2019, Meutya berhasil menyelesaikan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi dan berkontribusi dalam perubahan UU ITE demi perlindungan anak di dunia digital. Selama masa jabatannya, ia telah menghasilkan 13 Undang-Undang.

Meutya menempuh pendidikan S1 di bidang Manufacturing Engineering dari Universitas New South Wales, Australia, dan meraih gelar S2 Ilmu Politik (cum laude) dari Universitas Indonesia.