Logo

Anak Tak Lolos PPDB, Sambil Menangis Ortu Melapor ke Dikbud Provinsi Bengkulu

Calon Orang tua siswa

BENGKULU – Orang tua calon siswa di Kota Bengkulu melapor ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu lantaran anaknya gagal lolos di Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA jalur zonasi. Padahal dia mengklaim jarak rumahnya ke sekolah hanya 2 meter.

*Saya nggak diterima di sekolah SMA 5. Padahal SMA 5 itu dekat dengan rumah saya,” kata Driwensi, calon orang tua siswa, Selasa (02/07/2024).

Driwensi mengaku sangat heran mengapa anaknya sampai tidak lolos di SMA tersebut. Padahal, kata Driwensi selain jarak rumah yang dekat, anaknya juga mempunyai banyak prestasi sejak duduk di SMP.

Selain itu, yang lebih membingungkan lagi, ketika PPDB tingkat SMP, anaknya lolos di SMP Negeri 2. Padahal, jarak SMP itu dengan SMA yang dituju tidak terlalu jauh alias berdampingan.

“Terus anak saya ini sekolahnya di SMP 2, dia dapat rangking juga. Prestasi dari kelas 1 sampai 3. Saya tengok di piagam itu pilih prestasi sama zonasi. Di dua-duanya nggak diterima. Katanya saya merubah KK,” ujarnya.

Hal serupa juga terjadi dengan Suparti calon orang tua siswa yang mengadu ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu lantaran anaknya gagal lolos jalur zonasi di SMA Negeri 4.

Ia menjelaskan, jarak rumahnya dengan sekolah tersebut sangat dekat. Selain itu, hanya sekolah itu masuk dalam lingkungan tempat tinggalnya.

“Kita daftar jalur zonasi. Hasilnya tidak lulus. Padahal jarak rumah kami dengan lingkungan sekolah dekat. Zonanya di situ di SMA 4.

Sementara terkait banyaknya laporan warga yang anaknya tidak lolos jalur zonasi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, Saidirman mengatakan, banyak warga yang memanipulasi Kartu Keluarga (KK).

“Banyak kejadian setelah kami cek dengan kepala sekolah, memang ada beberapa orang yang di zonasi tapi tidak dapat. Ada juga yang memang memanipulasi KK seolah-olah ini KK yang benar. Pas dicek ternyata salah. Ada juga yang memakai KK yang tidak aktif, makanya sistem tidak mau menerima,” demikian Saidirman.