Nusantara Berduka: Ulama Besar Tarekat Naqsyabandiyah Indonesia berpulang ke Rahmatullah Terbit : Mei 7, 2023 - Penulis : Alwin Feraro - Kategori : Opini Buya Syekh Muhammad Rasyidsyah Fandi, Ulama dan Guru besar Tarekat Naqsyabandiyah Indonesia telah berpulang ke Rahmatullah. Beliau seorang Ulama dan juga Guru Besar yang sangat dihormati di Perkumpulan Pengajian Ilmu Tasawuf Tarekat Naqsyabandiyah Indonesia (PPITTNI). Pusatnya ada di Desa Suka Datang Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. Jenazah beliau dikebumikan di Pemakaman Keluarga di Kampung halamannya Balai Butar Curup. Buya Syekh Muhammad Rasyidsyah Fandi lahir pada tanggal 22 Juni 1954 di Desa kecil nan asri bernama Balai Butar/Buntar, Kecamatan Sindang Beliti Ilir, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Beliau wafat pada hari selasa tanggal 02 Mei 2023 pukul 17:42 WIB di Rumah Sakit Awal Bros Pekan Baru Provinsi Riau, pada usia yang ke-69 tahun. Buya Syekh Muhammad Rasyid syah Fandi semasa hidupnya, merupakan simbol dan pejuang utama Pengembangan Ilmu Tasawuf Tarekat Naqsyabandiyah. Almarhum memulai perjuangannya dari tanah subur Bumi Rafflesia Bengkulu, hingga akhirnya menyebar keseluruh pelosok negeri di Indonesia. Buya Syekh Muhammad Rasyidsyah Fandi belajar dan mengambil Bai’ah (janji) ilmu kepada gurunya yang arif dan bijaksana. Pengemban tugas mulia yakni Buya Syekh Zainal Arifin yang bersambung kepada gurunya Buya Syekh Mulia, Syekh Khotib, Syekh Ibrahim, Syekh Sultan Thoha Saefuddin, Syekh Ismail, Syekh Abdullah Affandi, Syekh Khalid Khurdi, Syekh Ad-dahlawi dan Syekh Samsuddin. Kemudian bersambung silsilah keilmuannya yang suci itu, sampai kepada Nabi Muhammad Rasulullah SAW. Dari pendidikan, bimbingan dan ijazah gurunya, Buya Syekh Zainal Arifin, beliau tanpa lelah mengajak seluruh manusia menuju kebaikan. Khususnya mengajak umat Islam kembali kepada keimanan dan tauhid murni demi terciptanya kemaslahatan manusia di muka bumi. Perjuangan beliau, semata-mata hanya untuk mengajak hamba-hamba Allah kembali menjadi baik, benar, bersih, suci dan mulia. Tentunya mengharap Ridho Allah sesuai dengan perintah Al-Qur’an dan Sunnah. Beliau selalu mengajak untuk patuh dan taat kepada pemerintahan yang sah. Demi menjaga, memelihara, merawat dan melindungi seluruh makhluk. Serta alam Indonesia yang kaya, sebagai pemberian Allah untuk kemakmuran seluruh makhluk-Nya. Perjuangan beliau tak kenal waktu. Banyaknya tantangan dan rintangan yang dihadapi, menjadikan beliau semakin keras berjuang. Membuka mata banyak orang, serta menunjukkan bahwa Indonesia adalah matahari emasnya dunia. Pada saatnya, semua bangsa di dunia akan berkiblat ke Indonesia. Sebagai negara yang menjunjung tinggi norma peradaban dan kemakmuran sosial secara merata. Dimata seluruh Mursyid dan murid yang dibimbingnya. Beliau menekankan tingginya akhlak budi dan kesucian ruhani. Agar seluruh makhluk dan semesta alam turut merasakan sejuk dan indahnya bersentuhan dengan hamba-hamba yang beriman. Selalu membersihkan diri dan bersyukur kepada Tuhan. Beliau seorang ulama besar nan bijaksana, arif dan bersahaja. Gurunya para guru mursyid dalam Ilmu Tasawuf Tarekat Naqsyabandiyah Indonesia yang di pimpinnya. Penegak Ajaran dan Hukum Allah di muka bumi. Ulama yang mencintai Tanah Airnya dan sangat mendambakan ketentraman, kedamaian bagi seluruh rakyat Indonesia, dunia dan seru alam semesta. Buya Syekh Muhammad Rasyidsyah Fandi adalah guru yang dihormati dan disegani. Bahkan ditakuti bagi para penjarah dan pendusta agama. Dari tangannya, tak terhitung orang yang terangkat derajat dan martabatnya sebagai hamba Allah. Menjadi mulia selama hidup dan akhir hayatnya. Dia pula yang merubah secara pasti hitamnya sifat-sifat yang buruk (mazmumah) dan keserakahan hawa nafsu dunia manusia. Untuk menjadi ketaatan dan ketaqwaan. Beliau menancapkan tombak tauhid didalam lubuk hati. Agar setiap orang yang beriman tidak lagi melakukan perbuatan dosa. Senantiasa beribadah, membersihkan dan mensucikan diri. Serta melakukan perbuatan dan meninggalkan kebaikan yang sebanyak-banyaknya, selama hidup di muka bumi Tuhan ini. Dalam gelombang keras perjuangan yang penuh dinamika, keimanan serta ketaatan beliau yang tiada terhingga kepada Allah. Telah menjadikan beliau sebagai seorang Guru Besar yang memiliki mursyid dan murid terbanyak dalam sejarah perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah. Dari Sabang sampai Marauke, mursyid dan murid-murid beliau tersebar dalam jumlah besar. Mendekati puluhan juta jiwa di Indonesia serta memiliki pengaruh luas hingga di luar Nusantara. Buya Syekh Muhammad Rasyidsyah Fandi telah meninggalkan pengakuan tiada terbatas. Telah terpatri kuat dalam hati dan pikiran seluruh mursyid dan muridnya. Seluruh orang beriman yang mengetahui fakta nyata perjuangannya. Beliau adalah busur sekaligus panah emas. Berkah utama bagi orang-orang yang lupa akan jalan pulang kepada Allah. Beliau pembimbing kemurnian akhlak dan budi pekerti. Penegak utama kesempurnaan ruhani setiap jiwa. Agar selalu sadar akan dasar utamanya berasal dan mutlak kembali kepada Allah, Tuhan Zat Yang Maha Suci. Beliau bersama seluruh mursyid dan murid-murid yang dibimbing dalam Pengajian Ilmu Tasawuf Tarekat Naqsyabandiyah Indonesia, adalah masyarakat yang berdiri digarda terdepan dalam menjaga dan melindungi NKRI harga mati. Kedekatan diri kepada Allah, menjadi petunjuk dan melahirkan niat dan pemikiran utama dalam menjaga kebaikan. Keselamatan Bangsa dan Negara melalui Zikir dan Do’a. Mengajak umat untuk mencintai tanah air dengan segenap jiwa dan raga. Bahkan saat ini, untuk Indonesia berkemajuan dan bermartabat dimata dunia. Beliau selalu membantu Pemerintah Republik Indonesia menjadi negara yang makmur dan disegani di mata dunia. Energi positif demi bangsa dan negara, telah digulirkan melalui sentrum perjuangan habis-habisan dalam Menjemput Takdir Peradaban Indonesia Emas. Hal itu sebagai bukti bahwa mencintai Negara Indonesia adalah dengan cara menegakkan moralitas dan etika. Lalu menjaga, merawat, memelihara serta melindungi semua ciptaan Tuhan tanpa terkecuali sesuai dengan perintah Allah, Hukum dan Aturan Negara. Bagi Buya Syekh Muhammad Rasyidsyah Fandi perjuangan peradaban yang dimulai dari Bengkulu untuk Indonesia dan dunia. Amanah ketuhanan dan kemanusiaan demi mewujudkan kepantasan hidup dalam meletakkan nurani emas manusia sebagai ciptaan. Itulah kenapa sebuah peradaban bagi seluruh manusia sangat dibutuhkan. Agar kebangkitan sosial secara merata dapat menjadi tolak ukur kemajuan seluruh masyarakat. Nantinya akan menyatu terhadap seluruh instrumen multikulturalitas turunan hidup manusia yang lebih baik di masa akan datang. Bagi seluruh pelaku dan pengamal Tarekat Naqsyabandiyah Indonesia dalam bimbingan beliau, semua ini bukanlah mimpi. Karena ini adalah kesadaran, kesungguhan untuk meraih dan mengembangkan jati diri. Serta memasarkannya kepada seluruh umat manusia di dunia. Memberikan dampak positif yang saling menghargai dan menghormati. Saat ini, dengan kasih sayang Allah, Buya Syekh Muhammad Rasyidsyah Fandi telah berpulang keperaduan abadi dan sempurna. Hampir seluruh pengamal tarekat khususnya dalam bimbingan beliau bersedih. Karena kehilangan sosok yang luar biasa tangguh dan penuh kasih sayang. Perjuangan, amanah serta ikatan lubuk hati yang tulus dari beliau, akan terus dilakukan dan dikembangkan oleh seluruh mursyid dan muridnya diseluruh Indonesia. Wafatnya beliau sebagai ulama dan guru besar akan selalu menjadi petir yang terus menggelegar. Menggetarkan perjuangan Tauhid terhadap umat manusia dan akan terus bergulir semakin keras tiada batas dalam melambungkan Zikir, Pikir dan Amal Sholeh, dari Bengkulu untuk Indonesia. Untuk seluruh dunia dan untuk seru alam semesta. Penulis : Dempo Xler Nama * Email * Komentar * Kirim Komentar Δ Refleksi Singkat Diskusi Publik dengan Tema “Kajian HAM; Upaya Merebut Kembali Hak-hak yang Dirampas” Politikus ‘Kutu Loncat’ Itu Lahir dari Parpol yang Keropos Komunikasi Massa Sebagai Sarana Pendidikan dan Informasi Masyarakat Peran Jurnalis dalam Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi Pelecehan Verbal “Catcalling” yang Sering Dianggap Sepele, Perempuan Harus Berhati-hati! Dari Televisi Hingga Media Sosial: Evolusi Komunikasi Massa dalam Masyarakat Modern Refleksi Singkat Diskusi Publik dengan Tema “Kajian HAM; Upaya Merebut Kembali Hak-hak yang Dirampas” Politikus ‘Kutu Loncat’ Itu Lahir dari Parpol yang Keropos Komunikasi Massa Sebagai Sarana Pendidikan dan Informasi Masyarakat Peran Jurnalis dalam Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi Pelecehan Verbal “Catcalling” yang Sering Dianggap Sepele, Perempuan Harus Berhati-hati! Dari Televisi Hingga Media Sosial: Evolusi Komunikasi Massa dalam Masyarakat Modern