Logo

TPID Se-Provinsi Bengkulu Berupaya Menekan Laju Inflasi di Bengkulu

TPID Se-Provinsi Bengkulu Berupaya Menekan Laju Inflasi di Bengkulu

BENGKULU – Bengkulu Mengalami Inflasi 3,64 persen, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bengkulu dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten/Kota Bengkulu berupaya menekan pertumbuhan Inflasi itu.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bengkulu, Isnan Fajri mengatakan dalam kegiatan sosialisasi TPID ini adalah salah satu upaya untuk mengendalikan laju inflasi di Provinsi Bengkulu, serta mengundang seluruh Kabupaten/Kota Bengkulu.

“Mudah-mudahan nanti, menjelang masuk ke triwulan ke dua ini, kita ketemu upaya-upaya yang harus kita lakukan dalam rangka menekan pertumbuhan Inflasi di Provinsi Bengkulu,” kata Isnan Fajri, pada acara Capacity Building dan sosialisasi TPID Provinsi Bengkulu dan TPID Kabupaten/Kota Se-Provins Bengkulu, Selasa (30/07/2024).

Sementara itu, dalam pantauan pasar Isnan menjelaskan untuk harga cabe merah dan bawang merah sudah mulai stabil di Bengkulu.

“Mudah-mudahan rilis terbaru tanggal 1 kamis nanti, inflasi Bengkulu sudah turun angkanya,” jelasnya.

Diketahui, Angka Inflasi di Provinsi Bengkulu dalam survei di Bulan Juni sebesar 3,64 persen, sedangkan untuk di Nasional yaitu 2,5 persen.

“Ini yang kita khawatirkan, untuk di Sumatera, kita termasuk nomor 2 tertinggi. Mudah-mudahan di hari kamis nanti, survei terakhir nanti udah dimasuk kondisi sekarang,” tambah Isnan.

Disamping itu, Kepala Biro Perekonomian Setda Prov. Bengkulu Hafni Khaidir meyampaikan dalam upaya menekankan pertumbuhan Inflasi Bengkulu,  banyak strategi yang sudah dilakukan, tetapi hanya bersifat isedentil, seperti opereasi pasar murah.

“Kita berharap akan jangka panjang, serta kerjasama dengan Daerah penghasil, sehingga menjamin pasokan barang dan harga barang terkendali,” ujarnya.

Sehingga Hafni berharap dalam sisi kebijakan, agar seluruh Pemerintah Daerah bisa mendukung dan membangun kerjasama untuk melakukan target jangka panjang.

“Mudah-mudahan jangka panjang nanti bisa terkendali harganya, dan untuk di jangka pendek agar bisa pasokan bisa terkendali,” harapnya.